
Memberikan ASI eksklusif kepada buah hati adalah
anugerah. Setiap ibu yang dikaruniai ASI dan dapat menyalurkannya kepada
anaknya, tentu tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Namun sayang,
seringkali proses menyusui terhalang oleh berbagai gangguan sehingga
asupan ASI yang diterima anak tidak tersalurkan sempurna.
Infeksi/radang
payudara atau dikenal dengan mastitis adalah salah satu contohnya.
Permasalahan ini kerap kali muncul pada wanita yang menyusui. Bahkan,
satu diantara dua puluh wanita menyusui yang berisiko mastitis,
mengalami gangguan ini lebih dari satu kali. Tak hanya wanita menyusui,
gangguan ini juga dapat hadir pada wanita yang tidak melakukan aktivitas
pemberian ASI.
Pada wanita tidak menyusui, mastitis biasanya
hadir akibat piercing (menindik) pada area payudara, namun mastitis pada
wanita menyusui justru hadir akibat terjadinya penumpukan produksi ASI.
Penumpukan tersebut terjadi akibat tidak tepatnya posisi ibu saat
menyusui, sehingga ASI tidak terdistribusi dengan baik.
Berdasarkan penyebabnya, mastitis terbagi atas dua jenis, yaitu:
1. Infeksi mastitis
Mastitis
jenis ini disebabkan oleh masuknya kuman ke saluran air susu di puting
payudara. Kuman tersebut dapat berasal dari mulut atau hidung bayi saat
menyusui
2. Non-infeksi mastitis
Mastitis ini terjadi akibat tersumbatnya saluran air susu serta terjadinya kesalahan posisi saat menyusui
Posisi
menyusui sangat penting untuk mencegah terhambatnya penyaluran ASI
kepada bayi. Hormon oksitosin yang menghasilkan ASI biasanya akan
terstimulasi saat bayi menghisap air susu, sehingga saat bayi berada
pada posisi menyusui yang salah, rongga mulut bayi akan menghambat
penyaluran ASI.