Demam Berdarah Dengue ( DBD ) masih
menjadi masalah kesehatan di Kabupaten Banyuwangi walaupun jumlah kasus
menurun dibanding tahun sebelumnya, dan luas penyebaran kasusnya juga
menurun namun masih perlu diwaspadai bila sewaktu-waktu kasusnya
meningkat.
DBD ditularkan dari penderita yang sakit
atau diduga carier dengan bantuan vector berupa nyamuk Aedes Aegypty
sebagai vector utama dan Aedes Albopictus sebagai vector sekundernya.
Mengingat Wilayah Banyuwangi terdiri dari wilayah pantai sampai
pegunungan, dimana sebagaian besar berada dibawah ketiggian 1.000
diatas permukaan laut ( DPL ) yang memungkinkan nyamuk aedes dapat
tumbuh dan berkembang, sehingga hampir sebagian besar wilayah Kabupaten
Banyuwangi rentan terhadap penularan Demam Berdarah Dengue.
Karena anti virus DBD belum ada,
sehingga belum dapat dilakukan immunisasi untuk mencegah penyakit DBD,
maka cara pemberantasan penyakit DBD yang paling efektif adalah dengan
memutus rantai penularan yaitu dengan memberantas nyamuk penularnya.
Upaya yang telah dilakukan untuk
memberantas nyamuk Aedes Aegypty dan Albopictus adalah dengan Pemantaun
Jentik Berkala (PJB), Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ) dengan 3M
Plus, Abatisasi dan Fogging fokus sebagai alternative terakhir untuk
pemberantasan nyamuk dewasa yang telah mengandung virus dengue.
Hal ini tidak dapat dilakukan oleh Dinas
Kesehatan dan jajarannya, mengingat keterbatasan tenaga dan sarana yang
ada , untuk itu diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sector
dalam mengupayakan kegiatan PSN sebagai kegiatan yang paling murah dan
efektif dalam memberantas penyakit DBD yang harus dilakukan serentak dan
rutin oleh masyarakat.
Aedes Dewasa
v Warna hitam dengan titik – titik putih
v Hidup pada ketinggian < 1000 m DPL
v Kemampuan terbang Hz 100 – 200 m
v Kemampuan terbang Vertikal 0 – 8 m
v Umur Betina 2 – 3 bulan, jantan 1 minggu
v Yang menggigit hanya nyamuk betina untuk pematangan telur
http://dinkes.banyuwangikab.go.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar