TB MDR atau Multi Drug Resisten
Tuberculosis (MDR- TB) adalah TB resisten obat terhadap minimal 2 (dua)
obat anti TB yang paling Poten yaitu INH (isoniazid) dan Rifamfisin
secara bersama – sama atau disertai resisten terhadap obat anti TB lini
pertama lainnya seperti ethambutol, Streptomicin, dan pirazinamide.
TB XDR atau TB Extensively (Extremely)
Drug Resisten adalah TB MDR di tambah dengan resistensi terhadap :
Quinolone dan salah satu OAT Injeksi lini kedua ( misalnya :
kanamycine).
Berdasarkan WHO global report 2011
tercatat bahwa Indonesia sebagai no-9 dari 27 negara “high burden MDR TB
countries” dengan , perkiraan insidensi TB MDR: 6.100/th.
Implikasi Peningkatan Epidemi TB MDR salah satunya adalah peningkatan beban pembiayaan kesehatan secara signifikan :- Biaya 1 Kasus TB Reguler sekitar Rp. 400 ribu s/d Rp.1,2 Juta
- Biaya 1 kasus TB MDR > Rp. 100 Juta
Diagnosis dan pemantauan pengobatan TB
MDR lebih rumit. Diagnosis TB MDR di lakukan dengan menggunakan
pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman terhadap obat (drug sensivity
Test/DST). Pemeriksaan tersebut harus dilaksanakan di fasilitas
laboratorium yang telah tersertifikasi dalam pemeriksaan biakan uji
kepekaan obat. Sertifikasi diperlukan untuk menjamin mutu hasil
pemeriksaan sehingga tidak terjadi salah diagnosis karena pengobatan TB
MDR yang lebih lama.
Laboratorium tersebut diatas hanya ada 5 tempat di Indonesia yaitu :
- Laboratorium Mikrobiologi UI Jakarta
- Laboratorium RS Persahabatan Jakarta
- BBLK (Balai besar Laboratorium Kesehatan) Bandung
- BBLK Surabaya
- Laboratorium Nechri di Makasar.
TB MDR dapat di sembuhkan, tetapi
pengobatan TB MDR membutuhkan waktu sekitar 18-24 bulan dengan
menggunakan paduan obat yang mengandung obat anti TB lini kedua yang
harganya jauh lebih mahal dan penanganan lebih sulit.
Regimen pengobatan TB MDR ini jumlah obatnya jauh lebih mahal dan banyak serta efek samping yang disebabkan juga lebih berat.
Untuk menghindari terjadinya MDR TB kita harus melakukan dan menyadari peran dan fungsi masing – masing dalam penanggulangan penyakit TB.
Untuk menghindari terjadinya MDR TB kita harus melakukan dan menyadari peran dan fungsi masing – masing dalam penanggulangan penyakit TB.
Bagi kelompok penderita TB adalah dengan
selalu berobat teratur dan tidak ada yang mangkir minum obat.yaitu
dengan mematuhi anjuran dokter/ petugas kesehatan. Tidak menghentikan
pengobatan secara sepihak sebelum waktunya. Dan bila ada efek samping /
gangguan penyerapan obat segera konsultasikan kepada petugas kesehatan.
Sedangkan peran dari petugas kesehatan itu sendiri berupa :
- Mendiagnosis dengan tepat
- Pengobatan menggunakan paduan yang tepat
- Dosis, jenis, jumlah obat dan jangka waktu pengobatan yang adekuat
- Penyuluhan kepada pasien yang adequat .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar