Judul Postingan Masyarakat Harus Tahu Cara Penanganan Penyakit TB yang benar
masih dapat diperdebatkan, sebab Ilmu pengobatan terus berkembang ,
jadi yang kita bahas di sini adalah Cara Penanganan TB yang benar
menurut Standard ISTC .
ISTC adalah singkatan
International Standards for Tuberculosis Care , ISTC merupakan standar
yang melengkapi pedoman program penanggulangan TB Nasional yang di
rekomendasikan oleh WHO.
ISTC meliputi standar diagnosis, standar terapi, dan standar tanggung jawab kesehatan masyarakat.
ISTC telah di dukung oleh berbagai
organisasi kesehatan baik internasional maupun nasional, antara lain
KNCV, ATS, IUATLD, US CDC dan di Indonesia telah didukung oleh IDI,
PDPI, PAPDI, IDAI, POGI, PAMKI.
Tujuan ISTC
- Memberikan penjelasan standar penanganan TB yang diterima luas di setiap tingkat pelayanan.oleh semua praktisi ( instansi pemerintah dan swasta ) dan harus menggunakannya dalam menangani pasien yang diduga atau menderita TB.
- Memfasilitasi hubungan kerjasama yang efektif antar provider dalam memberikan pelayanan bermutu tinggi kepada pasien TB meliputi Semua usia, BTA positif atau negative, Ekstra paru, MDR, Ko-infeksi TB-HIV
Pertanyaan :
apakah masyarakat luas tahu bahwa untuk
menegakkan diagnose penyakit TB pemeriksaan dengan Rontgen adalah
pemeriksaan penunjang ? ,
Berikut kutipan cara menegakkan diagnose TB dari Buku Pedoman Nasional pengendalian Tuberkulosis
“ Diagnosis TB paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB. penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama.
Pemeriksaan lain seperti foto toraks (Rontgen ) , biakan dan uji
kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang sesuai dengan indikasinya , Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja”
Dibawah ini adalah salah satu slide persentasi Dr. Hari Basuki S., DTMH, MPPM pada pertemuan Hospital DOTS
Linkage di RSOB yang membahas tentang betapa banyaknya terjadi Over
Diagnosis bila penegakan diagnose TB hanya berdasarkan Foto Rontgen.
An evaluation of the reliability of
x-ray diagnosis under programme conditions in India indicated that more
than half of patients who were diagnosed as having tuberculosis on the
basis of x-ray did not actually have the disease. These patients are
subjected to unnecessary, expensive, and potentially toxic medicines.
Source: Nair SS. Significance of
patients with x-ray evidence of active tuberculosis not
bacteriologically confirmed. Ind J Tub 1974;21:3-5.
Lanjutan pertanyaan diatas “ Bila Pasien Tahu Standar ISTC
, Apakah Pasien berani bertanya ke dokternya bila dia didiagnosa TB
hanya berdasarkan Rontgen ? , misalnya : dok, menurut yang saya baca di
www.tbcbatam.com untuk menegakkan
diagnose TB pemeriksaan dahak merupakan diagnosis utama, kenapa saya
tidak dianjurkan periksa dahak dulu ? bagaimana menurut anda ? berapa
persen pasien punya nyali untuk bertanya seperti itu saat ini ?
Sebenarnya pertanyaan diatas tidak perlu ada bila semua klinisi telah menerapkan Standar DOTS TB
dalam penanganan suspek TB, tetapi kenyaannya berdasarkan laporan
dari Rumah Sakit dan Puskesmas tahun 2011 yang masuk ke Dinas kesehatan
Kota Batam didapat bahwa Pasien TB yang tercatat dan diobati
berdasarkan pemeriksaan Dahak ( BTA ) lebih sedikit daripada yang di
diagnose melalui Rontgen
http://tbcbatam.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar